Memahami Ciri-Ciri Haji yang Mabrur dan Hal yang Harus Dihindari Saat Haji

Kategori : Haji, Ditulis pada : 29 April 2025, 11:03:04

Seringkali kita mendengar umat muslim mendoakan kepada orang yang berangkat ataupun pulang dari haji, “Semoga menjadi haji mabrur.” Apa yang disebut dengan haji mabrur? Dan adakah ciri seseorang disebut menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa yaitu haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun secara istilah, haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Nabi SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib serta larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap mukmin yang menjalankan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari tanah suci.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Pastinya ada ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang harus dihindari selama berada di tanah suci. Simak sampai akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji Mabrur

Terdapat beberapa hadits Nabi yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apakah itu haji mabrur? Rasulullah kemudian menjawab: Memberikan makanan serta menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain waktu, sahabat juga bertanya tentang ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah mengatakan: “Memberikan makanan dan berkata dengan santun.” Dalam hadits Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam kondisi sama seperti waktu ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats yaitu tindakan yang keji atau tak senonoh misalnya melakukan hubungan seksual atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang dapat merusak keimanan serta aqidah dihadapan Allah SWT.

Dengan begitu, bisa diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji mabrur, antara lain adalah sebagai berikut:

-Menimbulkan kedamaian bagi orang di sekitarnya

-Sopan dan santun saat berbicara

-Peduli terhadap lingkungan sekitar, contohnya dengan memberikan makan untuk orang-orang yang membutuhkan

-mensucikan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tak senonoh lainnya.

Nah, dengan mengetahui ciri haji mabrur tersebut, seluruh hal tersebut dapat tercermin ketika seseorang kembali dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun serta mengasihi kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tak hanya tentang dirinya dengan Allah (hablum minallah), akan tetapi juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri adalah sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih mendekat kepada Allah, ia akan cenderung mengesampingkan dari kehidupan duniawi dan ia semakin mencintai amal ibadah untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang adalah ia meninggalkan hal yang buruk yang ia kerjakan sebelum ia haji.”

Artinya, secara menyeluruh seorang disebut sebagai haji mabrur adalah ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah penjelasan tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang harus Anda hindari agar nantinya Anda termasuk menjadi haji mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Beribadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat dianjurkan untuk memurnikan niat melaksanakan ibadah haji yakni semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai ada niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.

contohnya, niat haji hanya untuk ‘dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar mendapat gelar ‘Pak Haji’ ataupun ‘Bu Hajjah’. Oleh sebab itu, harus sering-sering memperbaharui niat selama menjalani ibadah haji supaya niat selalu terjaga.

Membersihkan Harta yang Dipakai Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji merupakan ibadah yang suci, dilaksanakan di Baitullah maka segala hal yang ada kaitannya dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang digunakan untuk berangkat haji. Hindarilah segala hal yang tidak halal, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan syaithan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Menghindari Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat menunaikan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan perkataan kotor, bersikap tidak baik, dan melakukan hal yang tidak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat serta melanggar aturan Allah. Dan terakhir tidak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi hingga berkelahi.

Tidak Boleh Bersikap Sombong

Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap sombong. Merasa diri sudah baik dengan melakukan ibadah haji, tapi sejatinya manusia tempatnya salah dan lupa. Jangan sampai Anda merasa telah baik daripada orang lain yang belum diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

Tidak Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang wajib dihindari adalah sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis saat melaksanakan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah ciri-ciri menjadi haji mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur bagi Anda yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id